Tari Tandok Naritik
Medan,9 s.d 13 Nopember 2012
Medan.Penduduk
asli Sumut yang terdiri dari delapan etnis, menjadikannya kaya dengan budaya
dan kesenian daerahnya. Salah satunya, Kabupaten Tapanuli Utara asal suku Batak
Toba yang memilki tradisi menortor pada setiap acara-acara pesta dan kematian.
Ulos, tandok dan kain sarung merupakan properti yang sering
mereka gunakan dalam seni tari. Tandok yang diisi sebagai tempat beras memiliki
makna yang melambangkan kuatnya rasa kekeluargaan.
Demikian dikatakan Kepala Sekolah SMK Istiqlal Delitua, Dra. Rosmidar yang sekaligus menjadi pendamping kelompok tari binaan
sekolah itu. Ia menambahkan, keberadaan tandok pada masyarakat Tapanuli Utara
bukan hal yang asing, sehingga properti ini menjadi inspirasi sebagai objek
pementasan seni tari dibawah arahan koreografer, Ahmad ivan zaidani.
Properti tari Taput ini, kerap diletakkan di atas kepala dan
dipegang tangan sebelah kanan, namun pada tarian tandok narittik yang
dipertunjukan siswa-siswi Raksana, tandok dilempar ke atas, ke kanan dan kiri,
bahkan saling lempar-melempar secara spontanitas..
Dengan mempertunjukkan tarian itu, sekolahnya yang mewakili
Sumut berhasil menjuarai Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang digelar Direktur Pembinaan
SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Narittik, berasal dari Bahasa Batak
Toba yang artinya gila.
Tari ini, memaparkan kebiasaan masyarakat gemar menortor,
tetapi pada tari tandok narittik lebih menonjolkan tor-tor dengan menggunakan
properti seperti tikar tradisi, tongkat dan tandok. Ia berharap, dengan adanya
festival itu, menimbulkan rasa cinta terhadap kebudayaan bangsa sendiri. (tim)
Ahmad
Ivan Zaidani Anita Herawati
Wira Wansyah Rahmadhani
Facroel Azmi Vina
Rafsan Zanni Della